Sabtu, 31 Mei 2014

Pengagum Rahasia

"Aku memperhatikanmu dari balik hijabku

Aku mengagumimu di dalam diam

Sudah lama aku mati kutu pada pesonamu

Kamu mempesona senyatanya untukku dan juga banyak mata" 


Aku sangat cinta mataku, karena tanpanya aku tak dapat melihat kamu. Sebagai pengagum rahasia, di sini aku hanya ingin mengatakan bahwa aku sangat ingin kenal kamu. Bahwa aku sangat ingin bercengkrama dalam keseharian denganmu. Bahwa aku ingin menikmati pesonamu dari jarak terdekat yang kubisa. Selama ini, aku menjadikan mataku sebagai lensa terbaik yang mampu mengambil focus dirimu. Focus yang kemudian kubidik, terpotret dari jarak yang jauh. Kemudian ku gunakan otakku sebagai memori tanpa batas yang menyimpan focus hasil bidikan mataku yang menjadi lensa terbaik. Melihatmu serasa mencuri, asal kau tau. Suatu kali aku pernah tak sengaja berpapasan denganmu dan gemetar hati tak dapat kutakar lagi dalam setiap kedekatan. 


Canon in d (guitar) – classical pachelbel

Maaf dan Terima Kasih

“Terkadang, perpisahan itu sama dengan perdamaian, yaitu kesepakatan untuk berhenti saling melukai” -Zarry hendrik

Maafkan aku yang belum bisa memahamimu seperti pintamu
Maafkan aku yang telah bising dalam hidupmu
Maafkan aku yang tak berani merengek di hadapanmu atas nama rasa
Maafkan aku yang telah menjadikanmu satu-satunya sandaran selama ini
Maafkan aku yang masih belum rela melepas hangatmu
Maafkan aku yang bersikeras mencintaimu dengan caraku
Maafkan aku yang sempat mempertahankan kita, padahal kamu enggan
Kamu tahu?itu karena aku mendamba sosokmu sejak 3 tahun terakhir
Bukan, bukan masalah besar yang kita hadapi
Hanya saja…..ah entahlah

Terima kasih untuk langkah kecil yang kau kuatkan
Terima kasih untuk sekaan air mataku yang telah telapak tanganmu lakukan
Terima kasih atas peluk yang menguatkan
Terima kasih pernah mendambaku (walau harus berakhir secepat ini)
Terima kasih telah mencintaiku
Terima kasih untuk telinga, pundak, tangan, dan kaki yang kau sediakan untukku
Terima kasih pernah menjadikanku prioritasmu
Terima kasih pernah mencium punggung tanganku dengan penuh cinta
Terima kasih untuk segala yang kita lakukan bersama
Terima kasih telah mengakhiri kita


Bukan tak ada cinta lagi, hanya saja kami telah bersepakat untuk tidak saling menyakiti. Bersama hanya menyakitkan apabila masih atas nama kita. 

One last cry-brian mcknight
9 Mei 2014

Kamis, 27 Februari 2014

Review Novel Run To You (Klub Buku Aurora)

  

                                               INDAH HANACO
GagasMedia, 2013
350 Halaman
Rp. 54.000,- (Gramedia)**
** Gratis dari Arisan Buku Gagasmedia & Bukune

Blurb

Kau datang bagai penyihir cinta, yang menjadi penawar luka hatiku.
Setelah mencecap sakit ini, kupikir aku tak akan pernah lagi jatuh cinta. Tapi, kau adalah magnet paling magis, yang membuatku terpaku pada pesonamu. Pengkhianatan yang melukai hati, tiba-tiba seperti tak lagi terasa. Itu berawal sejak kau hadir dalam duniaku. Memberikan kehangatan, menawarkan kebahagiaan. Dan membuatku yakin, bahwa kau datang untuk melengkapi hatiku.
Aku mencintaimu… mungkinkah kau cinta sejatiku?


***
Run To You bercerita mengenai Jena seorang wanita cantik yang telah menjalin hubungan selama 5 tahun bersama kekasihnya, Ernest. Namun dalam waktu hubungan yang cukup lama Jena telah mengalami banyak pengkhianatan dari Ernest. Sang sahabat Vivit pun telah memperingati Jena untuk mengakhiri hubungannya. Tapi Jena tetap egois dan merasa bahwa Ernest tidak serius melakukan pengkhianatan dalam bentuk perselingkuhan itu. Sampai suatu ketika Jena melihat dengan mata kepalanya sendiri Ernest telah berselingkuh dengan dua wanita sekaligus. Jena hancur. Tetapi, ada sepasang mata yang telah mengamatinya dari jauh. Sepasang mata yang merasakan bahwa ia telah jatuh cinta dan ingin membuat Jena merasa aman dan nyaman. Melvin. Ia bertekad untuk membuat Jena jatuh cinta dan menghapus semua ingatannya tentang dikhianati.

***

Ini pertemuan pertama Klub Buku Aurora. Kami adalah klub buku yang terpilih dalam Arisan Buku GagasMedia & Bukune periode ke-2. Pada bulan Januari, Klub Buku Aurora keluar sebagai pemenang arisan dan mendapatkan buku Run To You karangan Indah Hanaco.

Ini nih snapshoot saat kami sedang berdiskusi mengenai buku Run To YouPs: produk yang terkena kamera bukan maksud dari promosi ._.v hehe






Kurang lebih seperti itulah situasi saat kita melakukan pertemuan untuk mendiskusikan buku ini.

Setelah melakukan pertemuan pada siang hari tadi, kami sepakat dalam beberapa poin yang terdapat pada buku ini. Diantaranya adalah:

Cover buku ini tidak terlalu mendukung dengan apa yang diceritakan. Kami sepakat bahwa cover ini seharusnya dapat lebih menarik lagi.

- Prolog yang terdapat pada novel ini sangat menarik. Sehingga kita sebagai pembaca tertarik untuk membaca halaman selanjutnya. Kata-kata yang terdapat pada awal bab dan judul bab pun sangatlah menarik dan berkaitan dengan apa yang diceritakan pada bab tersebut.

** Contoh kata-kata yang terdapat pada awal bab

"Biarkan Saja Tiada Kata Antara Kita" (Judul Bab 3)

Tak mengapa jika kita hanya berdiam
Tak mengapa walau kita cuma saling menatap
Keheningan justru memberi banyak makna
Antara dua sanubari yang saling merasa asing
Dengan begitu, kita punya seribu bahasa
Dalam hening yang bergema
(Hal 33 Bab 3)

Mengapa kamu tiba-tiba menyentuhkan jemarimu
Di sekujur kesepianku?
Menciptakan gemuruh yang memeluk tubuhku
Sungguh, aku gentar
Oleh perasaan asing yang tak seharusnya mencengkram
Karena kamu mungkin hanya sebuah wajah kelam
Yang akan memberiku luka lagi
(Hal. 113 Bab 7)

- Dalam novel ini, kak Indah memberikan sentuhan cerita tentang hubungan lama yang tidak sehat. Sama seperti novel sebelumnya yang berjudul Meragu. Dalam novel ini diceritakan Jena dan Ernest yang sudah menjalin hubungan tidak sehat selama 5 tahun. Sedangkan dalam novel meragu, kak Indah menceritakan tentang kedua tokoh yang sudah menjalin hubungan selama 10 tahun lamanya namun tidak ada niat untuk melangkah kedepan. Dan kami sangat menyukai cerita yang dihadirkan dalam sudut pandang orang ke-3 ini. 

Namun kak Bebby dan kak Zahra berpendapat bahwa penjabaran dalam buku ini tidak terlalu rapih. Terkadang saling tumpang tindih sehingga membuat kak Bebby dan kak Zahra bingung ketika membaca. Berbeda dengan mereka, kak Ruri dan aku mengaku bahwa kami sangat menikmati penjabaran pada buku ini. 

- Karakter yang disajikan dalam buku ini sangatlah kuat. Kita semua setuju kalau karakter Melvin sangatlah lelaki idaman. Dimana ia sangat pantang menyerah saat meyakinkan Jena. Sedangkan karakter Jena yang sangat egois, manja dan bodoh karena cintanya yang besar kepada Ernest.

- Ada salah satu adegan pada akhir cerita yang kita pilih sebagai adegan yang paling sweet dan paling menarik pada buku ini. Aku tidak ingin menceritakannya karena takut spoiler hihi. Yang jelas disitu terlihat bagaimana karakter Melvin sangatlah lelaki idaman para wanita. Aaaa melvin :3

- Di buku ini pun terdapat beberapa quotes yang menarik untuk dipetik. Salah satunya adalah:
"Waktu hanya menumbuhkan luka bukan mengobatinya." (Hal. 64)

Dan dari semua poin yang kami dapat, kami sepakat untuk memberikan 3 bintang untuk novel ini :D


Kamis, 30 Januari 2014

Sebuah Irama

Untuk pertama kalinya, kau menanyakan padaku tentang lagu itu. Entah, ini sebagai perwujudan janji kita beberapa waktu lalu atau hanya sebuah hal yang biasa. Aku bernyanyi di bait bernomor satu dan kau di bait bernomor dua. Petikan gitar itu mulai terdengar dan aku mulai bernyanyi. Lalu kau melanjutkannya hingga kemudian kita menyanyikannya bersama di bagian reff. Semoga aku bukan yang terlewatkan olehmu atau sebaliknya. Tak sadar, satu lagu telah kita nyanyikan bersama diiringi petikan gitarmu.

Esoknya, kau memintaku untuk kembali menyanyikan sebuah lagu bersamamu. Kali ini tak ada bait kesatu dan kedua. Kita menyanyikannya bersama untuk keseluruhan lirik. Petikan gitar telah kau mainkan sebagai intro dan terlahirlah sebuah nada yang seirama dengan tempo lagu. Kita mainkan lagu itu berdua. Kita memulai dengan nada rendah hingga pada saatnya sebuah feel kita dapatkan dan menanjaklah kita pada nada tinggi. Lepas saat menyanyikannya. Beberapa mata tertuju pada kita dan aku tak peduli. Aku hanya menikmati saat dimana mengucapkan lirik disertai irama dari mulutku, wajah kita yang sesekali bertatap dan mata kita yang bertemu pada satu waktu. 

Sebuah nada yang berirama dari petikan gitarmu tak kupungkiri tlah meruntuhkan pertahanan dinding hati. Tatapan mata yang bertemu telah meluluh lantahkan kesadaran yang kupunya, dan pesonamu mampu merajai hati yang masih butuh penyembuhan dari sebuah luka. Mungkinkah sebuah irama dari petikan gitar itu juga merupakan irama bernadakan cinta untuk kau dan aku?Time will tell.

Our present are :
'Sheila On Seven-Yang Terlewatkan'
'Rumor-Butiran Debu'

And my special present is Little Things by One Direction.
"I'm in love with you and all your little things"

Senin, 27 Januari 2014

First time

Selalu ada yang pertama di hidupmu dan itu selalu masuk ke dalam sejarah kehidupan yang akan kau ingat saat kau tua nanti. Minggu kemarin, 26 Januari 2014 adalah pertama kalinya aku mencoba dan aku bisa. Ini semua berkat paksaan ayahku.


Terima kasih ayah untuk bimbingan serta paksaanmu. Walau harus dengan degup jantung yang kencang, kaki yang takut-takut menginjakkan gas, tangan yang kaku, otak yang tak dapat merespon dengan cepat atas perintahmu karena gugup telah hinggap lebih dulu, dan harus memukul-mukul tanganmu agar mau membantuku membelokan stir untuk pertama kalinya. Namun, kau tetap sabar dan percaya aku mampu. 

Ini juga tidak terlepas dari kata-kata seseorang bahwa kita harus tenang menghadapi sesuatu dan yakin kau mampu melewatinya.

"Tak ada yang lebih baik selain melawan rasa takutmu. Sesungguhnya, rasa takut yang berkepanjanganlah yang takkan menjadikanmu maju. Rasa takut itu harus kamu lawan, nak". -ayah

Dengan segenap hati, aku mencintaimu, ayah...

Kamis, 23 Januari 2014

Percakapan di malam yang dingin

Perkenalkan, kami adalah dua orang sahabat yang telah mengenal sejak 11 tahun lalu. Malam dingin itu menjadi saksi perasaan dua orang sahabat kepada orang yang mereka cintai, sayangi, atau sukai? entah. Perasaan yang tumbuh karena intensitas pertemuan dan kebersamaan yang lama-lama membudaya, terbiasa. Perasaan yang juga tidak terbalas atau.......belum terbalas? Ingat, kisah kami sama dengan subjek yang berbeda.


Kami hanya sedang membicarakan bagaimana tentang perasaan yang mulai tumbuh karena terbiasa namun juga harus segera kami hapuskan. Hanya karena responnya yang tak seirama dengan apa yang kita rasa. Mengapa di saat memulai yang baru harus ada luka (lagi)? 

"Kita tak pernah menang dalam setiap kisah. Benar?" tanyaku.
"Ya, kau benar.Tapi perlu kau ingat pula mungkin ini cara Tuhan sebagai peringatan bahwa mereka tidak baik untuk kita."
"Aku memiliki rasa pada orang yang tepat. Ia tidak punya kekasih. Hal apa lagi yang harus diragukan?Alasannya karena profesionalitas, pertemanan, dan yang parahnya karena alasan tidak ingin menyakiti. Bukankah pada nyatanya kita dan lelaki itu saling melengkapi, tepat untuk dijadikan tempat berbagi, dan yang penting adalah rasa nyaman yang lebih."
"Pemikiran setiap orang itu berbeda. Perasaan itu memang benar datangnya pada dia yang tak berkekasih. Tapi status dia tidak akan menentukan dia jatuh cinta atau bahkan nyaman dengan seseorang yang dia anggap benar."

Sahabatku benar. Nyaman bukan satu alasan untuk mencintai orang yang tepat walau sesungguhnya nyaman adalah awal menuju cinta.

"Tapi bagaimana memudarkan rasa itu jika setiap harinya kita selalu berada dalam lingkup yang sama dengannya? Bukankah rasa nyaman justru semakin mendarah daging?" tanyaku.
"Sekali lagi kau benar, tapi semakin kita bersama, juga akan membuat kita tahu bahwa sebenarnya dia tak pantas untuk kita karena selalu menyakitkan hati. Bukankah cinta itu untuk membahagiakanmu?Itu bisa 
terjadi, bukan?"

Kata-kata itu cukup lembut namun perih sehingga mampu membuatku tersadar tak hanya sisi baik yang kita dapat saat bersamanya, namun juga banyak sisi buruk yang mengatakan bahwa ia bukan untuk kita. Tapi juga aku tidak selalu menyalahkan laki-laki itu. Walau rasaku tulus, mungkin memang aku yang tidak sesempurna masa lalunya, tak seperti yang inginkan seperti wanita kecintaannya saat ini. Mungkin juga aku yang tidak pantas untuknya. Banyak kemungkinan lainnya.

Dan untuk kau, laki-laki yang kuperbincangkan. Aku selalu ingin menjagamu dari kerapuhan yang terjadi. Besama, kita saling menguatkan, bukan? Aku selalu ingin berada di sampingmu karena kamu yang dapat membuatku lebih tenang dan kembali tersenyum. Walau melihatmu bercengkrama dengan wanita itu adalah perih yang tak terhingga. Walau mengetahui kau mencintainya adalah luka.

Luka ini menganga hingga aroma rindu menguar untukmu yang telah hapus laraku tapi juga meninggalkan duka. Mengapa masih rindu ketika luka telah kau ciptakan dengan sengaja? entahlah.


Rabu, 01 Januari 2014

Penghujung Tahun 2013

Tuhan, jika memang hanya selama rentang satu tahun ini waktu yang kau berikan untukku bersamanya, aku terima. Mungkin kini waktuku dengannya telah habis. Terima kasih telah menakdirkan kami bertemu dalam sebuah kisah yang sebelumnya belum kami mulai dengan ikatan apapun. Terima kasih telah memberikan skenario kehidupan yang beragam dan kami menjadi tokohnya. Terima kasih Engkau telah izinkan aku mengecap manisnya hari bersama lelaki itu di bangku SMA walau semua hal manis itu tak pernah benar-benar dari hatinya. Terima kasih telah memberikan aku kesempatan untuk terluka saat berkali-kali melihat lelaki itu bersama wanita yang ia kasihi. Tak apa kau lukai dengan hal itu. Itu tanda untukku mendewasakan diri. Agar hatiku paham bagaimana sakitnya sehingga tak berbuat yang serupa pada orang lain. Terima kasih karena pernah menjadikannya bagian dalam hariku yang selalu kunanti, kupuja, dan sekarang harus kutinggalkan. Jaga dia untuk keluarga dan wanita yang mencintainya. Tetapkan hatinya hanya untuk satu wanita, kumohon. Izinkan aku membuka lembaran hidup yang baru di tahun yang baru ini, tanpanya. Sekali lagi........terima kasih Tuhan. Untukmu, satu pesanku..........aku tak pernah menyesal mengenalmu.
Jika berbagi segala hal adalah tanda aku menjadikanmu orang yang tepat untukku, maka berhenti menulis tentangmu adalah tanda bahwa aku berhenti menjadikanmu orang yang tepat untukku. Semoga ini yang terakhir.

30 Desember 2013, 01:04 WIB.

Kini, lagu 'Glenn Fredly-Sekali Ini Saja' yang menemaniku saat mengetik satu demi satu huruf yang menjadi kalimat untuk alasan tangisku.